{RP}Battle on the City

First topic message reminder :

Quintz saat itu terlihat berbeda. sambil membawa buku yang tadi ia pinjam,ia berjalan dengan ceria(?),tapi gerak-geriknya waspada. Ia sesekali melirik ke belakang

Ia terus berjalan,meski sesekali berhenti untuk menjahili muridnya yang kebetulan lewat,tapi hawa orang itu telah bebeda

"Quintz, sejak kapan kau merokok?"

"Adri bisa marah besar jika tahu."

"Kalau untuk kota biar aku suruh pegawai kakekku saja mebereskannya."

Quintz nyengir

"baru baru ini aku merokok......"ia menatap sekitarnya yang bisa di bilan...RUSAK PARAH

"aku bakal kena omel ni....."

Firi merungut. "Ah, aku jadi capek sekarang!! Gara-gara kalian aku menghabiskan cukup banyak energi tahu!" serunya mengeluh.

Lalu ia menoleh pada Quintz, "merokok membuatmu terlihat lebih tua tahu! Kau akan jadi kakek-kakek di umurmu yang ke-30an nanti!"

"Quintz mendingan kau berhenti merokok, sebelum ketahuan Adri."

Ryu kemudian mengeluarkan Handphonenya. ia menelpon pegawai kakeknya dan menyuruh mengirimkan creater.

"Sudah tenang saja. Sebentar lagi juga pegawai kakekku datang."

"Mendingan sekarang kita ke cafe saja."

Baru saja Ryu mau berjalan kembali datang orarng dengan menggunakan teleport dan mereka langsung membereskan kota. Dalam sekejab kota sudah rapi kembali.

"Permisi tuan muda."

"Baik, terima kasih atas bantuannya. "ucap Ryu sebelum mereka berteloprt lagi.

"Nah sekarang sudah beres kan,"

Ia menoleh pada firi

"tapi ada yang naksir kan?"ia berkata jahil,lalu tertawa

"yang penting..bukuku hilang sekarang!!aku lupa naro dimana!!!!!3 buku dengan tebal halaman masing-masing 900"

Wajah Firi memerah seketika. Padahal apa yang dikatakan Quintz belum tentu mengarah padanya. Ia lalu menciptakan palu raksasa dari kayu dan memukul Quintz.

"Ah! Aku benci Quintz! Benci benci!"

ia lalu menoleh pada Ryu, "lihat Ryu, pasangan gay-mu udah jadi kakek-kakek beneran! dia bahkan lupa dimana menaruh bukunya sendiri!"

"kayaknya kelempar kali ya...gawat..."katanya sambil menggaruk kepalanya,

BUAK!

Firi menganiaya nya

"kejam kau!!"

"Nanti beli saja yang baru. Kau kan kaya."

"Tidak terlukan kan?"

"Dan Quintz itu bukan pasanganku. Aku masih normal."

Quintz agak merengut

"itu buku perpustakaan kota..buku kuno~~"katanya kesal

Firiel mengomel, "Makanya jadi orang jangan ceroboh dong! Gara-gara kau ceroboh, buku kuno milik perpus jadi hilang kan?" gerutunya sambil menjitak Quintz.

Setelahnya ia kembali pada Ryu. "Kalau kau emang nggak ingin dianggap homo sama kakek satu ini, cari pacar cewek dong!" serunya, mengejek sambil memberi saran.

"Nanti ambil dari perpustakaanku atau kakek saja."

" Atau kau mau duplikatnya saja?"

" Aku lagi malas pacaran ,punya pacar itu merepotkan."

Quintz nyengir.
"thanks ryu XDD..ah..pacar???aku sih..nggak tertarik....."ia tertawa terbahak

"kalian pulang sana~~"katanya mengusir

Firiel menyeringai melihat Ryu,

"Kalau begitu, itu artinya kau mengakui ketidak-normal-an mu tahu! Dasar hom--"

Tiba-tiba saja Firiel jatuh pingsan. Mungkin karena kebanyakan memakai kekuatannya dan berteriak-teriak.

"Malas."

"Quintz dia pingsan tuh."

"Mau bagaimana? Disembuhkan atau tunggu dia sadar sendiri."

"!!!" Quintz menangkap Firi

"fuh.....lelah ya.."komentarnya. Ia menatap Firi,lalu tersenyum

"dasar anak muda.."

"Bawa saja ke cafe."

"Atau mau langsung kubuat dia sadar disini?"

Quitz menggendong Firi dengan ringannya.

"bawa saja ke kace..kau juga lelah kan?"tanyanya santai

"dia berat juga XDD"

"Pakai saja elemenmu."

Cafe
----------------

"Ayo masuk." Ucap Ryu sambil membukakan kantor kerja owner. Ruangan yang didominasi oleh warna hitam dan putih . Di ruangan berukuran 6x6 meter terdapat sebuah meja kerja , rak yang berisi dokumen dan buku serta sofa."

"Taruh saja dia di sofa."

"Kau ingin minum apa?"

Cafe
___________________

Quintz meletakkan Firi di sofa. Ia merenggangkan tubuhnya,lalu membuka sedikit kemejanya karena kelelahan,dan panas

"sialan!!padahal musim dingin......tapi......panas..."keluhnya.

"Ryu~~nyalakan AC sekarang.."pintanya

Firiel membuka kedua matanya yang berwarna merah. Bahunya bergetar ketika ia melihat pandangannya dengan buram. Ia mengucek-ucek kedua matanya, bermaksud memperoleh pemandangan yang lebih jelas dari biasanya.

"Ummh.. Aku dimana ya?" tanyanya heran sambil berusaha bangkit menuju posisi duduknya.

Quintz menyadari Firi telah sadar,dan nyengir

"ruang kerja ryu,"katanya sambil nyengir

Firi tersentak mendengar jawaban Quintz. Ia melihat ke sekelilingnya. Tempat ini memang tempat ia bekerja sambilan sebagai waitress: Black and White cafe.

"Kenapa aku bisa disini? Bukannya tadi kita sedang berada di luar ya?" tanyanya heran. Firi tidak ingat kalau dia baru saja terbangun dari pingsannya.

"kau pingsan."

"Untungnya Quintz menggendongmu sampai kesini. Mau minum?"

"Quintz kau mau minum atau makan apa? "

"aku..lemonade aja..."katanya sambil nyengir. ia mengawasi sekeliling

"aku capek....."

Kedua mata Firi terbelalak mendengar jawaban Ryu. "Pingsan?! Kok bisa?" serunya sambil bertanya. Lalu wajahnya seketika memerah saat mengetahui bahwa Quintz yang menggendong dirinya yang pingsan ke kafe ini.

Firi segera menepis wajahnya yang memerah dan menatap Ryu. "Kenapa aku nggak ditawari apa-apa, Ryu?? Aku benci kau!"