{RP}Battle on the City

Quintz saat itu terlihat berbeda. sambil membawa buku yang tadi ia pinjam,ia berjalan dengan ceria(?),tapi gerak-geriknya waspada. Ia sesekali melirik ke belakang

Ia terus berjalan,meski sesekali berhenti untuk menjahili muridnya yang kebetulan lewat,tapi hawa orang itu telah bebeda

Ryu keluar dari cafenya. Ia sudah bosan berada disana. Untungnya sudah ia bisa mempercayakan cafenya itu kepada mangager yang cekatan.

baru beberapa menit berjalan ia sudah bertemu denan seseorang yang sudha dikenalnya dengan bai.

Ryu yang kini mengenakan kemeja putih dan celana panjang berjalan mendekati orang tersebut.

Saat sudah berada tepat di belakangnya." Siang Quintz."

" kau kenapa?" ucap Ryu saat melihat ekspresinya Quintz.

Quintz menoleh karena dipanggil suara yang ia kenal

'yoo..."ia menyapa riang

"apa kabar?"

"Baik- Baik saja."

"Kau sedang apa disini Quintz?"

Firiel yang saat itu tampak lucu mengenakan seragam waitress, terlihat berlari tergesa-gesa untuk mengejar pemilik cafe tempat ia bekerja yang baru saja keluar dari kafe tersebut. Rambut panjang keperakannya tampak tergerai-gerai dan di wajahnya terlihat wajah yang setengah ingin menangis, setengah marah.

"Hey, Ryu!!! Jangan kabur kau! Pelanggan mesum itu memintaku memainkan sebuah lagu untuknya! Kau tahu kan aku nggak bisa main musik! Hey, tunggu!!" serunya dengan teriakan yang agak menyelengking.

Ia mengejar Ryu hingga menemukan bahwa cowok tersebut sedang berada bersama seseorang yang tak lain dan tak bukan adalah Quintz, kepala sekolah Fatalite Academy. "Ah, ternyata ada Quintz disitu! Kalian mau pacaran lagi ya?" tanyanya sambil menghela nafas karena kelelahan.

Quintz menyuruh mereka diam

"masuk ke cafe sana.."perintahnya tegas,dan dingin. hawa nggak enak dari belakang yang mengincarnya.

Baru saja bisa bebas, kini ia harus kembali lagi ke cafe. menjadi owner cafe sebenarnya bukan niat Ryu. Tapi itu adalah perintah kakeknya untuk mempelajari dunia bisnis agar kelak ia bisa menjadi pemimpn keluarga yang baik.

"Bagaimana jika kau menyuruh si Kembar saja. Kalau tidak salah Hikari bisa menyanyi dan Jun bisa bermain biola. "

"Dan lagi jangan memakai pakaian tersebut keluar dari cafe."

"Quintz, kau merasakannya ya?" Tanya Ryu. Ia bisa merasakan hawa tidak enak dari sekitar mereka, pasti hal tersebut yang membuat sikap Quintz menjadi aneh.

"Sejak kapan kau merasakannya?"

"beberapa hari ini aku diikuti..."katanya santai

Ia nyengir

"masuk sana..."

Firi yang sebenarnya agak tidak mengerti dengan apa yang dibicarakan oleh Ryu dan Quintz menempatkan jari telunjuknya di dagunya, merasa heran. Ia lalu melihat kesana-kemari. Tak ada yang mencurigakan, walaupun ia memang merasa ada yang aneh.

"Kalian... ngomongin apa sih?" tanyanya heran, sebenarnya berpura-pura heran.

Setelah itu Firi kembali pada Ryu dengan pipi yang menggembung. "A-Aku tak tahu kalau si kembar itu bisa main musik! Lagipula tak ada yang memberitahuku. Lalu, si pelanggan mesum itu hanya mau aku atau kau yang memainkan musik! Aduh, apa aku tendang saja bokong pelanggan itu ya?" serunya sambil berceloteh ria dengan wajah sok-sok panik.

"Perlu bantuan tidak?" Ujar Ryu santai seolah hanya masalah kecil saja yang terjadi atau memang itu hanya masalah kecil?

"Bukan masalah besar kok. Kau ikut kami saja, nanti kutraktir kue."

"Usir saja pelanggang itu , kelihangan satu pelanggang tidak akan membuat toko kita bangkrut kok. Jadi kau tenang saja" Ujar Ryu santai. Jika cafe Ryu tidak laku maka ia hanya tinggal melakukan promosi apalagi pegai di cafe tersebut mempunyai wajah diatas rata-rata dan kualitas yang bagus.

"masuk ke dalam!!!!"perintah Quintz tegas. Ia langsung lari,dan orang-orang yang mengejarnya langsung mengejarnya

"Shit!!!!"umpatnya kesa

Firiel tersenyum sangat lebar dengan wajah yang cemerlang mendengar atasannya di kafe tempat ia bekerja akan mentraktir kue. Tanpa disadari, ia segera memeluk lengan Ryu dengan girang. "Asyik! Aku mau strawberry shortcake ya!"

Namun, ia segera saja melepasnya lagi begitu ia sadar ia telah memeluk lengan musuh.

Setelah itu--dengan wajah yang agak memerah--tubuh Firi melayang di udara. "Okay, akan kuusir pelanggan mesum itu, nanti aku kembali!" serunya sebelum melesat cepat menuju ke dalam kafe. Ia tak menyadari bahwa underwearnya terlihat dengan jelas saat ia terbang.

Dari kafe tersebut, tiba-tiba saja terdengar kericuhan, dan setelahnya terlihat tubuh seorang pria yang tersungkur keluar dari kafe, kemudian pria itu berlari ketakutan menjauhi kafe tersebut. Setelahnya, keluarlah Firi dengan wajah girangnya.

"I'm coming back!" serunya sambil terbang balik menuju tempat Ryu dan Quintz. "Uwah! Quintz kenapa?"

Quintz terus berlari. orang-orang yang mengejarnya kini menyerangnya dengan sihir secara membabi buta. Ia menghindar dengan cepat

"oh...banyak saksi di sini..."keluhnya sambil berlari

"Biar kubantu. " . Ryu mengamati seluruh orang yang kini mengerumuninya dan Quintz. Ada sekitar 30 orang yang mengerumuni mereka, jumlah yang banyak. Tapi apakah mereka bisa sihir, kalau bisa pasti akan sedikit merepotkan.

"Mendingan kau menjauh dulu, nanti bajumu kotor." Ucap Ryu kepada Fili sambil tersenyum.

Orang -orang tersebut menatap marah, tampaknya mereka ingin segera menghabisi Ryu dan Quintz.

"kan sudah kubilang untuk masuk..''kata Quintz marah pada Ryu

''Di sini banyak saksi...kita pindah"lanjutnya dingin

oot: namaku chara ku Firiel, Firi!
_____________________________________________________________

Kedua alis mata Firi mengerut melihat banyak sekali orang-orang yang akan menyerang Quintz dan Ryu. Mendengar perintah Ryu, ia dengan senang hati menyingkir. Toh, ia juga malas bertarung.

"Kalian berdua cepat habisi mereka ya! Ryu, habis ini kau harus membelikanku strawberry shortcake, okay?" serunya sambil melayang dengan ketinggian yang agak jauh dari tanah. Kemudian mengambil posisi duduk di udara sambil mengamati pertarungan Quintz dan Ryu.

"Dan membiarkanmu terluka."

"Aku tidak mungkin melakukan itu Quintz. Kau sudah tahu hal itu bukan."

" Mendingan kita pindah ke gang saja, disana pasti tidak akan ada orang."

Quintz setuju,dan ia langsung berlari ke gang

di gang,lelaki berkacamata itu mengeluarkan kekuatannya gila-gilaan.
Ia mengeluarkan Api yang langsung diikuti dengan kekuatan tang
Begitu pula Air,dan yang paling kuat..angin

Ia juga menggabungkan sihirnya dengan kekuatan tangan kosongnya yang gila dan sadis

Ryu mengikuti Quintz yang berlari ke gang, Semua musuh pun kontan mengejar mereka.

"Tidak menarik. Apa tidak ada yang bisa sihir?" Ucap Ryu sambil membuat pinsang mereka satu persatu dengan kemampuannya. bukan masalah besar karena kini ia bisa melukai beberapa orang dalam satu kali serangan selama target berada pada jangkauan matanya.

"Mendingan kau kurangi tenagamu, nanti kau kecapekan lagi."

Et!jangan salah!!dari mereka langsung menggunakan sihir petir dan itu mengenai lengan Quintz!!!!! Quintz terdiam,lalu menyeringai layaknya setan

"Kubunuh kalian semuaaa!!!!!"ia menggunakan Angin untuk melukai mereka

Firiel tertawa kecil melihat Quintz yang telah terkena serangan petir. Kini ia sedang mengamati mereka semua di atas gang tersebut.

"Fufufu, Quintz jadi mengamuk, tuh!" ucapnya nyengir.

Ternyata ada juga yang bisa sihir, biarpun masih tergolong lemah.

"Quintz tenangkan dirimu." ucap Ryu sambil menyembukan lengan Quintz.

Ia kemudian kembali menyerang orang-orang tersebut. Korban di pihak mereka semakin berjatuhan. Namun ada yang aneh, rasanya jumlah mereka tidak berkurang , seperti tidak ada habisnya.

"Quint kau merasakan ada yang aneh tidak?"

"mereka...penggandaan diri ya...sial!!!mana sih si setan?!"umpatnya kesal

Quintz makin menggila.

"FIRIEL!!!!AKU PERINTAHKAN KAU TURUN DAN BERTARUNG!!!!"teriaknya tegas

Firiel agak kaget mendengar teriakan Quintz dari bawah sana. Quintz benar-benar sudah jadi gila. Firi menggembungkan pipinya. "Ung, kau jahat sekali, Quintz, membiarkan seorang gadis bertarung!"

Ia pun lalu segera turun ke bawah, menaikkan kembali tingkat gravitasi di sekitarnya. Setelah itu, dengan hanya mengacungkan tangan ia menciptakan ratusan panah. Lalu memberikan gaya dorong pada panah tersebut dan menghilangan gaya gesek yang diterima seluruh panah saat melesat, menyebabkan panah-panah tersebut melesat dengan kecepatan sangat tinggi karena tidak mengalami gaya gesek pada udara.

Ia juga mengatur arah gerak panah tersebut sehingga menusuk tepat ke arah musuh-musuh mereka, membesarkan gaya tekanan yang diberikan anak panah pada musuh-musuh tersebut.

Semuanya, ambruk ke tanah, dengan darah bercipratan kemana-mana. Namun tak lama kemudian kedua mata kemerahan Firi terbelalak.

"Kyaa~ beberapa di antara mereka bangkit lagi! Mereka zombie!!!" serunya dengan nada melengking.

"menarik bukan?"ia menyeringai layaknya iblis.

Ia mengeluarkan api di sekelilingnya,membentuk serigala. Matanya penuh hawa membunuh

tak ada yang bisa menghentikannya lagi sekarang.